2/12/2013

Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum

04. 45 Usai sholat subuh…
Mataku memandang layar monitor 17 Inc, sementara tanganku mencoba mengetik huruf demi huruf, bersusah payah membuat kata, merangkainya menjadi kalimat indah… tentang malam, tentang angin dan teh manis, meski akhirnya…
“ADUUHH… SAYAAAANG KENAPA TIDUR DISITU, BANGUN..!!! UDAH SIANG,  MAU BERANGKAT KERJA JAM BERAPA?!!!”
“APAA…!!!” aku buru-buru salto diudara dari meja komputerku… kekamar mandi, mencelupkan kepalaku kedalam ember beberapa detik, membiarkan air membasahi rambut dan sebagian kulit kepalaku, that its… hanya itu yang bisa aku lakukan, mudah, cepat, dan membuatku sedikit terhindar dari rasa dingin…
06.20 Aku terkutuk… kenapa harus bangun kesiangan… dunia sungguh kejam, sungguh tidak adil kenapa tidak membiarkanku tetap terjaga, aku meratapi nasib sambil mengerahkan segenap ilmu kanuraganku mengayuh sepedah balap warna merah, menuju setasiun kereta api…
Setasiun sudah sepi, aku terlambat, dasar kereta tidak punya prikekaryawanan… !!! pernahkah aku meninggalkanmu saat aku tiba lebih dulu?, kenapa saat kau tiba lebih dulu tidak mau bersabar menunggu kedatanganku…. Padahal hanya lima menit, lima menit saja kalau kau mau menunggu, aku berlutut dan merentangkan kedua tanganku lebar, berharap ada hujan supaya semakin terlihat dramatis…
tiba-tiba saja nyanyian seorang pengamen dari seberang rel terdengar, suaranya serak seperti bebek, bebek yang meledek kebodohanku, suaranya fales…
Sendiri sendiri ku diam, diam dan merenung
Merenungkan jalan yang kan membawaku pergi
Pergi tuk menjauh, menjauh darimu
Darimu yang mulai berhenti, berhenti mencoba
Mencoba bertahan, bertahan untuk terus bersamaku
DIAAAAAAMMMM…. !!!!, aku menjerit keras… dalam hatiku, ingin rasanya ku hentikan nyanyiannya yang berusaha serak namum fales, ingin kurampas gitar bulukannya, membawanya pulang kemudian ku jual ke tukang loak, lalu uangnya aku sodakohkan ke mesjid saat solat jum’at… sayang aku tidak berani melakukannya…
Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum
Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali
Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu

Bayangkan bayangkan ku hilang, hilang tak kembali
Kembali untuk mempertanyakan lagi cinta
Cintamu yang mungkin, mungkin tak berarti
Berarti untukku rindukan
Suaranya semakin melengking, dengan penghayatan seperti seorang Cakra Khan yang sedang manggung di depan ribuan penonton… bedanya dia fales, ciyus… :(

Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum
Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali
Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu

Kini harusnya kita coba saling melupakan
Lupakan kita pernah bersama
Dia mulai ada maunya, tangannya berhenti bermain gitar mengambil sesuatu dari kantong belakang celana pencilnya, sambil membawa bungkus permen berisi uang receh dia berjalan menyodorkan bungkusan itu padaku mulutnya tetap tidak berhenti bernyanyi…

Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum
Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali
Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu
“Teuing ah…!!” kataku sambil berlalu.

Tidak ada komentar: