Apakah air mata ini akan ada artinya dihadapanmu… setelah
beberapa kali aku mengulangi kesalahan yang sama, lalai dan lupa, khilaf dan juga
malas.
Aku masih mengeja kata khusuk dengan terbata – bata, aku
masih membangun istiqomah dengan pasir tanpa air hingga mudah luruh terkoyak
angin…
Airmata ini tidak
pernah ku tampung dalam danau tapi sudah
menganak sungai kelautan… betapa banyak kesalahan yang ku perbuat dan terus
ku ulangi tiap detik dan menitnya, tiap jam dan harinya, tiap minggu dan bertahun
tahun lamanya, aku bersyukur engkau masih memberikan diriku waktu untuk
bertobat… meski aku juga selalu menunda nunda kesempatan itu…
Usiaku terus bertambah menuju matahari terbenam, semakin
senja, semakin mendekati maut… aku masih tetap bebal..! dalam kebodohan, apa ruginya merendahkan diriku
dihadapanmu, bersujud, bersujud dan bersujud… dan apa ruginya untuk mu jika
saja hari ini kau cabut nyawaku tanpa alasan…
Kumohon jadikan satu
tetes air mata ku ini alasan dirimu untuk tidak mencabut nyawaku detik ini, aku
masih menikmati malam ini membaca surat cinta dalam kitabmu yang sudah lama ku simpan
rapi, aku masih menikmati hening ini dengan sholat malam yang sudah lama aku
tinggalkan…
Ampunilah dosaku …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar