Bandung sekarang tidaklah
sama dengan Bandung waktu jaman kita SD, Bandung sekarang panas, Bandung
sekarang egois tidak sejuk dan ramah penuh tatakrama dan kesopanan seperti Bandung
tigapuluh tahun yang lalu. Bandung semakin hari semakin sempit, pesonanya
terkikis dan daya tariknya pudar.
Sebuah tanda tanya besar, kenapa
jadi seperti ini? Mungkin karena semakin hari jumlah penduduk semakin bertambah
atau mungkin kebutuhan untuk bertahan hidup juga semakin banyak. Padahal “Pada tahun 1990 bandung pernah menjadi salah
satu kota paling aman di dunia berdasarkan survey majalah Time”. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung)
Tidak berlebihan memang, karena
“Ki Sunda” (masyarakat Bandung)
terkenal “Someah hade kasemah” sebuah
peribahasa sederhana untuk menggambarkan masyarakat bandung secara utuh. “Someah” artinya ramah, “Hade” artinya baik, “kasemah” artinya “pada
kaum pendatang atau tamu.
sifat ramah
dan baik hati pada kaum pendatang atau tamu, sudah menjadi budaya lokal. Bayangkan
leluhurnya Ki Sunda sudah paham bahkan
mengamalkan moral-moral dalam kehidupan yang berpancasila. Mereka mengerti akan
arti “BHINEKA TUNGGAL IKA” dalam pemahaman yang lebih sederhana, mereka menanamkan
dalam budi pekerti hingga menjadi sifat Ki Sunda secara menyeluruh.
Satu hal lagi Ki Sunda terkenal mempunyai budaya
kesopanan, toleransi yang tinggi, saling mengormati dan menghargai.
Namun kita
berbicara sekarang, dimana nilai-nilai itu semakin hari semakin terkikis. Dimana
egoisme adalah dewa yang harus disembah, egoisme diatas egoisme, yang kemudian membentuk
masyarakat individual. sering kita lihat seorang pemuda duduk tenang sepanjang
perjalanan Kereta api lokal KRD sementara di depannya seorang nenek bersusah
payah berdiri mencoba membuat dirinya seimbang dari goncangan kereta yang
sempit dan berdesak desakan, memang itu bukan hal baru dan aneh tapi itulah inti
permasalahannya, dimanakah keramahan, sopan santun, tatakrama, dimanakah
pendidikan moral Pancasila yang sudah menjadi ciri khas ki sunda.
Belum lagi
angka kriminalitas. Dari sebuah situs resmi kepolisian Jawa Barat tercatat sepanjang Januari hingga Juli 2012 wilayah hukum
Polrestabes Bandung menduduki peringkat tertinggi dibanding kota-kota lainnya
di Jawa Barat angka kriminalitas lebih menonjol. dari 220 kasus curas, selain Kota
Cirebon, dan Kota Tasikmalaya, wilayah hukum Polrestabes Bandung termasuk
katagori paling tinggi angka kriminalitasnya. (sumber : Kepolisian Negara
Republik Indonesia Daerah Jawa Barat. http://www.lodaya.web.id/?p=10963).
Jangan lupa di Bandung juga ada
genk motor, aktivitas mereka cukup meresahkan masyarakat. Ini bertolak belakang
dari hasil survey majalah time tahun 1990. Kita harus menerima Bandung bukan
lagi kota teraman di dunia, bukan lagi kota “someah
Hade ka Semah” yang selama ini menjadi trade
mark kota Bandung.
Ki Sunda hampir kehilangan sifat leluhur mereka, budaya itu
tergantikan dengan budaya formalitas, basa-basi, kosong tidak ada isi. Meski demikian
kita jangan terlalu pesimis karena nilai-nilai itu belumlah hilang tinggallah
peran kita sebagai generasi penerus untuk kembali melestarikan sifat luhur para
leluhur, sifat yang sejalan berbanding lurus dengan pedoman Negara kita yaitu
pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar