2/20/2013

Aku selalu menantimu,

Aku selalu menantimu, disini… dihalaman rumah kita, setelah beres memasak, beres-beres rumah, membuatkan teh manis dan mandi tentunya… aku ingin wangi dan tampil cantik dihadapanmu, sambil kau menikmati teh hangat yang telah kuhidangkan seperti biasa…
Ya aku selalu menantimu, menanti kepulanganmu…
Biasanya saat kau datang adalah mencium keningku, menggodaku, kemudian protes karena sayur yang kumasak terlalu manis, kau tidak suka semua yang terlalu manis… meski kau juga tidak pernah suka sayur yang berasa asin, hihi…aku tersenyum sendiri mengingat semua itu… 
Sebuah daun kering melayang kemudian terjatuh lalu menggelinding tersapu angin yang belum puas mempermainkannya, aku mengejar untuk memungutnya kemudian membuangnya ketempat sampah… mengingat kau sangat rewel kalau melihat sampah berserakan, meski itu hanya sebuah daun kering dari pohon jambu milik kita, kadang aku jengkel, terlalu capek untuk mengurus semua itu sendiri sementara kau hanya bisa protes jarang sekali beraksi, dasar laki-laki….
Biasanya aku bersandar dibahu mu yang lebar, menceritakan semua yang kualami selama kau ditempat kerja, kau pendengar yang baik, pengkritik juga, konyol suka berpura pura bodoh dan kadang “nyebelin…” karena sabelum aku selesai bercerita kau sudah tidak lagi bersamaku, kau sudah terlelap dalam buaian mimpi…. Tertidur pulas dipangkuanku menikmati pijatan tanganku yang lincah di kakimu, sekali lagi aku tersenyum sendiri.
Angin sore membelai baju hangatku, matahari sudah meredup… membisikan sebuah kenangan dari masa lampau…
Seorang pemuda tampan memelukku dari belakang, membimbingku masuk kedalam rumah sederhana milik kita, dia berkata setengah berbisik…
“sudahlah bu, hari sudah sore… nanti ibu masuk angin….” Tangan kekarnya memapahku penuh kasih sayang, dia hampir menggantikan peranmu…
dia adalah anakmu… anak kita…. Dia sudah memberikan kita dua orang cucu, andai saja kau sempat melihat mereka, sempat membelai mereka… dan mendengar mereka ribut berebut mencuri perhatian kita, menyebut kita kakek dan nenek, andai saja kau tidak pernah pergi meninggalkan kami…
Dan kau sudah lama pergi… tidak akan pernah kembali kerumah ini, rumah yang kau bangun dengan cinta, rumah yang telah memberikanku kebahagian, rumah yang menjadi saksi kepergianmu…
Aku rindu kecupanmu di keningku, aku ingin mencium tanganmu sekali lagi, aku rindu bersandar dibahumu dan menceritakan pengalamanku selama kau pergi, sayang kau tidak akan kembali… tidak terasa air mataku jatuh ketangan kekar anakmu….
21 februari 2013 (01:22 malam)

Tidak ada komentar: